Jumat, 18 Juni 2010

Faktor yang mempengaruhi oksigenasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses oksigenasi adalah :
Faktor Fisiologis
Setiap kondisi yang mempengaruhi kardiopulmunar secara langsung akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Proses fisiologi selain yang mempengaruhi proses oksigenasi pada klien termasuk perubahan yang mempengaruhi kapasitas darah untuk membawa oksigen, seperti anemia, peningkatan kebutuhan metabolisme, seperti kehamilan dan infeksi.
Faktor Perkembangan
Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan. Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas
1. Bayi premature : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja : resiko saluran pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosclerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun
Faktor Perilaku
Perilaku atau gaya hidup baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernafasan meliputi: nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi.
1. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosclerosis
2. Exercise (olahraga berlebih) :Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
3. Merokok : nikotin dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner
4. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi pusat pernafasan
Faktor Lingkungan
1. Tempat kerja (polusi)
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut
Faktor Psikologi
Stres adalah kondisi di mana seseorang mengalami ketidakenakan oleh karena harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang tidak dikehendaki (stresor). Stres akut biasanya terjadi oleh karena pengaruh stresor yang sangat berat, datang tiba-tiba, tidak terduga, tidak dapat mengelak, serta menimbulkan kebingungan untuk mengambil tindakan. Stress akut tidak hanya berdampak pada psikologis nya saja tetapi juga pada biologisnya , yaitu mempengaruhi sistem fisiologis tubuh, khususnya organ tubuh bagian dalam yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jadi, stres tersebut berpengaruh terhadap organ yang disyarafi oleh syaraf otonom.

Hipotalamus membentuk rantai fungsional dengan kelenjar pituitari (hipofise) yang ada di otak bagian bawah. Bila terjadi stres, khususnya stres yang akut, dengan cepat rantai tersebut akan bereaksi dengan tujuan untuk mempertahankan diri dan mengadaptasi dengan cara dikeluarkannya adrenalin dari kelenjar adrenal tersebut. Nah, adrenalin inilah yang akan mempengaruhi alat dalam tubuh yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Terjadinya kegagalan dalam proses suplai oksigen ke organ-organ tersebut karena organ-organ tubuh dalam bekerja selalu membutuhkan oksigen secara teratur dalam jumlah yang cukup, dan oksigen tersebut dibawa oleh darah yang mengalir ke organ-organ tersebut.

Ansietas atau kecemasan yang terlalu tinggi juga akan meningkatkan laju metabolisme tubuh dan kebutuhan akan oksigen. Tubuh berespons terhadap ansietas dan stress lain dengan meningkatkan frekuensi kedalaman pernafasan. Kebanyakan individu dapat beradaptasi, tetapi beberapa individu yang mengalami penyakit kronik seperti infark miokard tidak dapat mentoleransi kebutuhan oksigen akibat rasa cemas.


Kesimpulan

Bahwa faktor fisiologis merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi proses oksigenasi karena tidak adanya organ-organ pernafasan yang normal, maka tidak akan mendukung proses oksigenasi. Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Faktor ini tidak dapat diubah karena jika memang sudah terjadi patologis maka pemenuhan kebutuhan oksigenasi akan terganggu.
Faktor perkembangan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi proses oksigenasi. Karena jika pada saat perkembangan atau pertumbuhan seseorang mengalami gangguan pada organ pernafasannya, maka selanjutnya proses oksigenasi akan terganggu.
Faktor lain yang juga penting adalah perilaku kita. Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru. Dengan berperilaku sehat maka kita juga dapat memenuhi kebutuhan oksigen kita dengan baik.
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Ini merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi proses oksigenasi, karena kadar oksigen disetiap tempat itu berbeda. Otomatis oksigen yang kita hirup pun berbeda sehingga dapat berpengaruh pada proses oksigenasi didalam tubuh kita.



Keadaan psikologis yang baik juga akan mempengaruhi proses pmenuhan kebutuhan oksigen kita. Jika kita sedang mengalami gangguan psikis seperti tingkat kecemasan yang terlalu tinggi, maka laju metabolisme dalam tubuh kita akan meningkat, sehingga kebutuhan oksigen juga otomatis akan meningkat pula. Tubuh kita akan berespons dan meningkatkan frekuensi kedalaman pernafasan. Faktor psikologis ini dapat diubah dengan cara mengontrol emosi kita. Maka pemenuhan kebutuhan oksigen kita akan berjalan dengan normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar