Rabu, 21 Juli 2010

TUGAS
PENATALAKSANAAN MENGENAI GASTRITIS AKUT


Mata Kuliah : Farmakologi

Dosen Pengampu : wahyu kurniawan


Disusun Oleh :

Akper 1B
Rizka Zulfidha (106109063)


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2009-2010


BAB I
NAMA PENYAKIT
(GASTRITIS AKUT)

A. Pengertian Penyakit
Gastritis sering berakibat diet yang sembarang. Individu ini makan terlalu banyak akan terlalu cepat atau makanan yang terlalu berbumbu atau menagndung mikroorganisme penyakit. Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi, pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengkibatkan obstruksi pilotus, gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistematik akut.

B. Etiologi
Etiologi ulkus peptiklum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H . pylorim telah sangat di yakini sebagai faktor penyebab. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 50 tahun, tetapi relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun telah diobservasi pada anak – anak dan bayi.

C. Patofisiologi
Membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan – cairan dan darah) dan mengalami erosi superfisial , bagian ini mensekresi sejumlah getah lambung , yang menagndung sangat sedikit asam terapi banyak mukus. Ulseri superfisial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas, mual, dan anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan beberapa pasian , asimtimatik. Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami gastritis. Kadang – kadang, humoragi memerlukan intervensi bedah. Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat mengakibatkan kolik dan diare. Biasanya, pasien sembuh kira – kira sehari, meskipun, napsu makan mungkin menurun selama 2 atau 3 hari kemudian.

D. Manifestasi klinis
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defesiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia napsu makanan buru, nyeri uluhati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah.

E. Penatalaksanaan
a. Terapi Nonfarmakologi
1) Memperbanyak asupan air minum karena penggunaan obat, sedangkan fungsi ginjal sudah menurun.
2) Menghindari makanan yang merangsang sekresi asam lambung berlebih seperti makanan yang pedas, asam, beralkohol dan mengandung kafein.
3) Menghindari rokok dan stress, harus mendapatkan banyak istirahat dan hiburan.
4) Makan dengan teratur dan seimbang.
(Tjay dan Rahardja, 2007)

b. Terapi Farmakologi
Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Yaitu dengan Alumy


BAB II
ISI

A. Definisi
ALUMY merupakan kombinasi dari 2 bahan yang terpilih aluminium hidroksida sel magnesium trisilcate merupakan antacida yang non sistematik (tidak diserap ke dalam peredaran darah umun), sehingga tidak akan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan meskipun dipergunakan dalam pengobatan jangka panjang.
Alumy mengurangi keasaman lambung baik secara kimiawi maupun secara fisik dengan jalam menetralkan dan menyerap asam yang berlebihan pada lambung hingga rasa nyeri pada lambung akan segera lenyap. Alumy merupakan obat pilihan utama penyakit lambung serta gangguan saluran pencernaan bagian atas lainnya.

B. Komposisi
Tiap tablet mengandung aluminium hidroksida gel kuning 200 mg

C. Farmakologi
Alumy merupakan kombinasi dari aluminium hidroksida dan magnesium terisilikat sebagai anastasida dengan dimetikon sebagai antiflatun.

D. Indikasi
Meringankan lambung, lambung berlebihan, asam lambung

E. Kontra indikasi
Pada pasien penderita fungsi ginjal

F. Dosis dan cara pemberian
1 – 4 tablet/sendok teh, 4 kali sehari, 30 menit – 7 jam setelah makan dan sebelum tidur

G. Cara penggunaan
Pengobatan simptomatik gejala hiperasiditas yang disebabkan gastritis, tukak lambung, refluks esofagitis dan hernia hiatus diafragma.

H. Efek samping
- Konstipasi, diare, mual dan muntah
- Hipophosphatenia dan osteomolacia
- Dialisi dinartia

I. Peringatan dan perhatian
- Tidak dianjurkan untuk digunakan terus menerus
- Bila diperlukan penggunaan bersama simetidin atau tetrasiklin harap diberikan dengan jarak waktu 1 – 2 jam
- Aluminium hidroksida gel pada pemakaian jangka panjang dengan diet rendah fosfat dapat menyebabkan osteomalacia renal richer.
- Magnesium trisilikat didalam usus berubah menjadi garam – garam magnesium yang mungkin dapat diabsorpsi dan diekskresi melalui ginjal sehingga bila terjadi gangguan fungsi ginjal dapat terjadi hiper magnesemia dengan gejala – gejala intoksikasi magnesium dan depresi susunan saraf pusat.
- Tidak dianjurkan untuk anak – anak di bawah 6 tahun , kecuali atas petunjuk dokter, karena biasanya kurang jelas penyebabnya.

J. Interaksi obat.
Efek obstipasi dari aluminium hidroksida gel akan dinetralisir oleh efek laxative dari magnesium trisilikat. Aluminium hidroksida gel akan menyebabkan turunnya absorbsi obat – obatan yang lain termasuk tetrasiliklin dan vitamin – vitamin serta memperlambat absorpsi guinidin. Magnesium trisilikan tak didapatkan interaksi secara khusus dengan obat – obatan lainnya.

K. Aturan pakai
Tablet kunyah
Dewasa : 1 – 2 tablet 4 kali sehari
Anak – anak : ½ tablet 4 kali sehari
Diminum : ½ jam setelah makan atau pada saat akan tidur malam.
Tablet harus dikunyah.

L. Kemasan
Blister isi 10 tablet
Botol isi ml suspensi

BAB III
FASE LITERATUL

A. FASE FARMASETIKA
• Disintergrasi
Pemecahan tablet/pil menjadi partikel – pertikel yang lebih kecil dengan disentergrasi, maka molekul aluminium hidroksida dan magnesium trisilikat terdapat dalam bentuk gel kering yang stabil dan dapat menetralkan keasaman lambung hingga PH meningkat sampai mencapai 3 – 5 serta mempertahankannya untuk jangka waktu yang relatif panjang.

• Disolusi
Dimetikon merupakan campuran dari cairan silikon aktif yang mengandung silikon dioksida dalam keadaan terdispresi halus.

• Rate limiting
Waktu yang diperlukan oleh obat alumy, yang telah diabsorpsi dalam tubuh dan siap bekerja dengan baik.

B. FASE FARMAKOKINETIKA
Antasida yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida bekerja menetralisir asam lambung.

C. FASE FARMAKODINAMIKA
Obat yang diberikan secara tablet, atau obat kunyah harus diproses dengan cara dikunyah hingga halus. Antasida yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida bekerja menetralisir asam lambung. Kombinasi aluminium hidroksida 200 mg dan magnesium hidroksida 200 mg mempunyai kapasitas menetralisir asam.


BAB IV
PENUTUP


Obat alumy termasuk obat bebas : obat energik. Dengan antasida yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida 200 mg dan magnesium hidroksida 200 mg mempunyai kapasitas menetralisasi asam besar 11,5 MEq untuk tablet dan 12,7 MEq untuk suspensi. Pada pengobatan simptomatikgejala hipersiditas yang disebabkan gastritis, tukak lambung, refluks esfagitis dan hernia hiatus diafragma. Dengan obat alumy ini akan menyembuhkan penyakit asam lambung, asam yang berlebihan menjadi berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. Keperawatan Medikel Bedah. Buku Kedoketran EGC (Vol.2, edisi 8).
H Lukmanto.IPI(Informasi Akurat Produk Farmasi Indonesia).,Edisi 2

http://gumato.wordpress.com/category/makalah-gastritis-akut/ 12:29, 21-7-2010